EARTHQUAKE
Gempa Bumi merupakan getaran yang terjadi
dipermukaan bumi diakibatkan oleh beberapa sebab, pertama adanya pertemuan
lempeng benua, kedua tumbukan meteor, dan yang ketiga aktivitas gunung berapi.
Dari ketiga peristiwa tersebut penyebab terjadinya gempa bumi yang paling
dominan adalah Pergerakan lempeng benua yang menimbulkan kerusakan, pergerakan
lempeng benua disebut sebagai “Gempa Tektonik”.
1.1 Struktur Bumi.
Untuk menguraikan penyebabnya terutama untuk
gempa tektonik, terlebih dahulu meninjau apa saja struktur lapisan kulit bumi
yang merupakan medium sekaligus tempat terjadinya gempa. Secara umum,
lapisan - lapisan tersebut dibagi menjadi 3 bagian utama, sbb:
- Crust merupakan lapisan kerak bumi yang memiliki
tebal antara 0 km sampai dengan 100 km. Lapisan ini terdiri atas batuan granit
dan basalt, yang lapisan bagian atasnya berupa batuan sedimen dan batuan dari
hasil metamorfose kedua jenis batuan tersebut.
- Mantle merupakan lapisan dibawah kerak bumi pada
kedalaman sampai 2900 km.
- Core atau inti merupakan massa yang menjadi inti
bumi pada kedalaman sekitar 5100 km.
Bentuk luar lapisan bumi sebenarnya tidak tetap
tetapi mengalami perubahan. Sejarah perkembangan lapisan bumi dapat dilihat
pada website USGS. terlihat pada website tersebut kedudukan peta bumi yang ada
pada saat ini tidak sama dengan peta bumi pada beberapa juta tahun yang lalu.
Ini menandakan bahwa lapisan-lapisan bumi tersebut selalu bergerak atau
dinamis.
1.2 Gempa Bumi.
Gempa bumi yang membahayakan adalah akibat
pelepasan energi karena konsentrasi tegangan yang tinggi pada kerak bumi.
Mekanisme dasar dalam bumi yang menimbulkan gempa bumi belum dimengerti
sepenuhnya, dan berbagai teori yang mengusulkan berkenaan dengan mekanisme ini
cenderung menimbulkan konflik. Namun dari banyak literatur, gempa terjadi oleh
gerakan tiba-tiba akibat pelepasan energi yang terakumulasi pada tumbukan
lempeng/kulit bumi atau pergeseran sesar. Titik pelepasan sebagai sumber
energi, melepaskan energi membentuk gelombang ke segala arah, termasuk ke
permukaan. Teori yang dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui
penyebab kejadian gempa tektonik adalah Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonik
Theory).
- Berdasarkan kedalaman terjadinya Gempa Bumi
dibagi menjadi 3 :
- Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada lebih dar 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak
bumi). Gempa bumi dalam ini pada umumnya tidak terlalu bahaya.
- Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah ini
pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
- Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini
biasanya menimbulkan kerusakan besar.
- Berdasarkan Gelombang Rambat Getaran Gempa :
- Gelombang Primer (gelombang longitudinal) adalah
gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrm.
- Gelombang Sekunder (gelombang transversal)
adalah gelombang atau getaran yang merambat seperti gelombang primer, namun
kecepatan yang sudah berkurang yakni 4 – 7 km/detik. Gelombang sekunder tidak
dapat merambat melalui lapisan cair.
Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic Theory)
teori menjelaskan gaya tektonik regional yang bekerja disuatu kawasan. Untuk
indonesia, tektonik regionalnya sangat dipengaruhi oleh keberadaan lempeng
Hindia-Australia disebelah Selatan, Lempeng di sebelah utara barat, lempeng
filipina di sebelah timur, yang masing-masing bergerak mendekat dengan
kecepatan 8 km/tahun sampai 12 km/tahun.
Menurut Teori Lempeng Tektonik, para ahli
geologi mengasumsikan bahwa dunia terdiri dari beberapa lempengan yang terapung
di atas lapisan Asthenosphere
membentuk tiga jalur gempa di perbatasannya. Pelat-pelat tektonik ini bergerak
secara perlahan, relatif satu dengan yang lain dan menimbulkan regangan
elastis. Jika regangan ini melebihi kapasitas batuan maka batuan mengalami
keruntuhan dan energi regangan yang tersimpan dalam batuan dilepaskan secara
tiba-tiba sehingga menimbulkan gempa tektonik yang dahsyat. Mekanisme
pembentukan gempa tektonik ini dikenal sebagai Elastic Rebound Theory.
Tipe Pergerakan Patahan Deformasi relatif yang
dapat mencapai 100 mm/tahun dan terjadi diperbatasan pelat tektonik,
menimbulkan patahn di permukaan bumi. Secara umum pergerakan patahan ini dapat
dikelompokkan dalam 4 tipe :
- Strike-Slip Fault Normal.
- Slip Fault.
- Reverse-Slip Fault Left.
- Obique-Slip Fault.
Pergerakan patahan yang sebenarnya merupakan
kombinasi tipe-tipe diatas. Namun sebagian besar gempa tektonik disebabkan oleh
pergerakan Strike-Slip dan biasanya gempa tipe ini cukup merusak.
Pusat Terjadinya Gempa Pusat terjadinya
tektonik disebut hypocenter/focus/source, sedangkan titik dipermukaan tanah di
atas hypocenter disebut epicenter. Focal depth dan Focal distance adalah
kedalaman hypocenter dari permukaan tanah dan jaraknya terhadap titik acuan.
Sifat Sifat Gempa Bumi
- Global secara geografis, distribusinya terstruktur daerah
gempa bumi atau dengan gempa bumi yang besar.
- Melepaskan energi yang sangat besar, pelepasan energi
bisa terjadi di benua (daratan) maupun di lautan, pelepasan energi di lautan
menyebabkan tsunami.
- Datang secara berkelompok baik terhadap waktu maupun
ruang.
- Kedalam focus (titik api) gempa bervariasi sampai 700 km.
- Distribusi frekuensi gempa merupakan fungsi dari kedalam
focus namun tidak seragam terhadap kedalam maupun geologis.
Gempa dangkal adalah gempa yang melepaskan
energi sedang dan besar selalu disertai dengan deformasi tanah di permukaan.
Deformasi ini dapat berupa patahan (fault) maupun pengangkatan permukaan
(suface up-lift I subsidence) Gempa bumi dapat digolongkan berdasarkan
kedalaman hypocenter :
- Gempa dangkal < 70 km.
- Gempa menengah 70-300 km.
- Gempa dalam > 300 km.
Ukuaran Kekuatan Gempa, ukuran gempa dapat
dinyatakan dalam skala Richter (M) atau skala Modified Mercalli (MMI). Skala
Richter mengukur Magnitude gempa berdasarkan amplitudo yang terjadi sehingga
lebih objektif. Sedangkan skala Modified Mecalli mengukur Intensitas gempa berdasarkan
efeknya terhadap manusia atau bangunan sehingga lebih bersifat subjektif.
Magnitude M menunjukkan perbandingan amplitudo A pada jarak 100 km dari
epicenter dengan amplitudo standar A0 = 0,001 mm dalam skala logaritma.
Sedangkan energi E yang dilepaskan oleh gempa
berskala M Richter adalah :
Berikut ini adalah sebuah tabel yang
menggambarkan tingkatan magnitude dan kekuatan gempa, pengaruh-pengaruhnya,
serta perkiraan jumlah gempa yang terjadi setiap tahunnya. Hanya gempa dengan M
≥ 5 yang perlu ditinjau dalam perencanaan struktur.
Karena skala Mercalli bersifat subjektif, maka
untuk suatu kerusakan yang diakibatkan oleh gempa, pengamatan yang dilakukan
oleh beberapa orang akan mempunyai pendapat yang berbeda mengenai tingkat
kerusakan yang terjadi. Berikut ini tingkatan kekuatan gempa dengan skala MMI
dalam tabel berikut :
Jika dibandingkan antara skala Richter dengan
skala Modified diperoleh hubungan :
Lempeng Tektonik Bumi Kerak bumi terdiri dari
beberapa lempengan (lithosphere) sebesar benua dengan ketebalan ± 80 km.
Lempengan tektonik ini merupakan bagian oceania maupun kontinental, Lempengan
tektonik bergerak relative sama satu dengan yang lain dengen kecepatan 1 – 10
cm/tahun. Lempeng lithosphere terapung diatas lapisan astheno-sphere dan
dipisahkan satu sama lain oleh batas lempeng (plate boundary) dimana pada batas
lempeng ini terbentuk tiga jalur gempa yaitu :
- Circum Pasific Earthquake Belt (Great Earthquake Belt),
Sabuk Circum-Pasific di sekitar lautan Pasifik yang mayoritas utama dari semua
gempa bumi (baik merusak maupun yang kecil)
- Alfide Earthquake Belt (Trans Asiatic Earthquake Belt),
Sabuk Alpide yang terbentang dari pegunungan Himalaya berjajar melalui Papua
dan Turki dan selanjutnya kesepanjang laut Mediterania.
- Mid Atlantic Oceania Earthquake Belt, Sabuk
disepanjang pusat Lautan Atlantik, secara jelas menepati suatu batas antara
lempengan-lempengan kulit Bumi.
Menjadi suatu fakta yang menarik diamati di
sepanjang sabuk ini umumnya cenderung menunjukan busur jalur gempa yang
berotasi berlawanan dengan arah jarum jam dari lempengan kulit bumi lembah
pasifik relatif terhadap massa tanah pada semua sisi.