Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Beton Bertulang

Sejarah Beton Bertulang



    Tingkat peradaban suatu negara dapat diukur melalui kemajuan teknologi, Salah satunya teknologi dalam bangunan dan material yang digunaakan dalam dunia konstruksinya. Salah satu diantara material yang sering digunakan dalam bidang konstruksi adalah beton. Beton merupakan salah satu material utama yang digunakan seluruh engineer di dunia dalam proses pembangunan, baik itu konstruksi gedung, jembatan atau pun, bendungan.

    Beton bertulang merupakan hasil penelitian bertahun tahun sampai akhirnya kita mengenal beton bertulang, namun jauh sebelum menjadi beton bertulang menurut sejarah pada zaman mesir kuno, bahan yang mirip dengan beton sudah digunakan sebagai bahan bangunan utama, yang dimana pecahan batu digunakan sebagai agregat dan tanah liat digunakan sebagai bahan adhesive (pengikat). Bahkan Yunani menggunakan material mirip beton pada bangunan mereka yang disebut Santorin Tofa. Dan sejarah juga mencatat bahwa bangsa Roma telah menggunakan beton sebagai bahan utama yang disebut Pozzolan.

    Ada juga yang mengatakan Penggunaan material yang mirip dengan material beton yang dikenal pada saat ini sudah dimulai sejak zaman Romawi. Bangsa Romawi Menemukan timbunan abu vulkanis dalam jumlah besar di sekitar lokasi gunung vesuvius serta beberapa tempat lain di italia. Ketika dicampur dengan kapur dan air, material ini akan mengeras dan menjadi serupa dengan batuan alam, selanjutnya material ini digunakan sebagai bahan bangunan. Salah satu bangunan bersejarah yang terkenal adalah Pantheon yang berlokasi di Roma Italia yang diselesaikan pada Tahun 126 Masehi.

    Setelah masa itu, sejarah penggunaan material beton menghilang untuk waktu yang cukup lama hingga muncul kembali pada abad ke-18. Pada masa itu terdapat beberapa ilmuan yang mengembangkan material beton dalam penelitian mereka, antara lain :

1. Joseph Aspdin; pada tahun 1824 memproduksi semen portland di Wakefield, Inggris.Material ini dinamakan semen Portland, sebab ketika mengeras akan menyerupai batuan-batuan dari tambang di Pulau Portland yang terletak di Inggris bagian Selatan.

2. Odgar dan Vicat; meneliti semen dari bahan limestone dan tanah liat (clay).

3. Joseph Parker; meneliti batu untuk digunakan pada beton sebagai agregat.

4. John Semitone; menggunakan material beton untuk Ediston Lighthouse.

5. Joseph Monier; pada tahun 1867 menemukan beton bertulang dan memperoleh hak              patennya.

6. Thaddeus Hytt; pada tahun 1877 melakukan pengujian lentur pada balok yang diberi            tulangan tarik.

7. E. L. Ransome; pada tahun 1879 menggunakan beton bertulang dan memperkenalkan            tulangan ulir untuk pertama kalinya.

8. E. L. Ransome; pada tahun 1902 menggunakan tulangan spiral untuk kolom.

9. A. N. Talbot, F. E. Turneaure dan M. O. Whitney; melakukan pengujian terhadap kuat         tekan dan modulus elastisitas beton.

10. Eugene Freyssinet; memperkenalkan konsep beton prategang.

    Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, terjadi perubahan yang sangat pesat terkait didunia konstruksi terutama dibidang arsitektur yang mengharuskan penggunaan elemen kolom dan elemen busur (arch). Hal ini mengakibatkan penggunaan beton sebagai bahan utaman menjadi sangat dibutuhkan karena sifatnya yang mudah dibentuk dan lebih ekonomis.

    Saat ini beton bertulang dianggap sebagai material yang paling penting dalam dunia konstruksi dan digunakan diberbagai jenis struktur, seperti terowongan, jembatan, bandara, drainase dan gedung. Dibandingkan dengan material utama yang lain (contohnya baja), beton relatif lebih murah dan lebih mudah didalam pelaksanaan dikarenakan semakin banyaknya masyarakat menggunakan beton sebagai bahan konstuksi utama, para engineer dan ilmuan berlomba-lomba untuk meningkatkan kekuatan beton dan meningkatkan ketahanan (duability) selama masa layan.

Beton bertulang merupakan penggabungan dari dua jenis bahan :

1. beton polos terbentuk dari campuran semen, pasir (agregat halus), kerikil (agregat kasar),       dan air. Proses kimiawi yang terjadi dalam campuran tersebut akhirnya menghasilkan           mateial yang dikenal dengan istilah beton. beton memiliki kekuatan tekan yang tinggi           akan tetapi kekuatan tarik rendah, dan

2. Batangan baja yang ditanamkan di dalam beton yang dapat memberikan kekuatan tarik          yang diperlukan.

Hal di atas merupakan sifat mekanismen dari beton bertulang jika digabungkan. Kedua material ini saling mengisi untuk memberi kekuatan.