Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Manajemen Konstruksi Sejarah Quantity Surveyor


QUANTITY SURVEYOR

Quantity Surveying telah ada di inggris pada abad 17, negara - negara yang lebih dahulu mengenal Quantity Surveying yaitu Malaysia, Brunei, dan singapura karena negera tersebut bekas koloni inggris. Seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap perhitungan volume dan biaya pekerjaan sebuah konstruksi, kebutuhan Quantity Surveying semakin berkembang. Karena ketika seseorang harus membangun sebuah rumah tinggal harus memperhitungkan jumlah material, berapa pekerja bangunan yang harus di rekrut, dan berapa total biaya yang akan dikeluarkan pemilik untuk menyelesaikannya. Biasanya keahlian dan Quantity Surveying diserahkan kepada arsitek, namun seiring dengan kebutuhan peningkatan efektivitas dan efisiensi pekerjaan maka munculah profesi khusus ini.

Khususnya di Indonesia Quantity Surveying telah di kenal kurang lebih dua dekade.  Sebelum mengenal Quantity Surveying Indonesia lebih mengenal istilah Cost Estimator, Cost Engineer, atau Cost Consultant. Penggunaan Quantity Surveying tidak hanya sebatas pada negara persemakmuran saja namun sudah pada negara non persemakmuran seperti Tiongkok, Jepang, Prancis dsb. Orang yang menjalankan Quantity Surveying lebih dikenal sebagai Quantity Surveyor.

Dalam mencari nilai sebuah proyek, seorang Quantity Surveyor harus menghitung volume (kuantitas) dari keseluruhan pekerjaan konstruksi. Kemudian menganlisis harga satuan pekerjaan (HSP) untuk setiap item pekerjaan, akan tetapi lingkup Quantity Surveyor tidak hanya disitu saja. Dalam profesi ini menuntut kompetensi yang jauh lebih tinggi dari hal-hal yang telah disebutkan.